Ketika mentari
tersiratkan sejuknya aku menyimpan sejuta rindu,kicau burung camar yang
menggoyahkanku dalam rajutan kalbu untuk merangkai tujuh warna bunga yang dihiasi dnegan hati yang suci
hingga indah dan merasa istimiwa semua yang merasakanya.
Saat semua mata
terpejam, hasrat senandung cinta yang berlumur cahaya membangunkan aku dari
kejenuhan dan dinding pengecut. Pancaran sinar surya yang menyatu dalam
panasnya hati yang membara di dalamnya aku menyimpan dendam yang tercerna dalam
asa.
Waktu malam
tiba, ku rasakan gemerlap cahaya, gemercik angin badai, tak mengubah niatku
untuk selalu semangat menghadapi kehidupan hitam merajalela. Terlarut malam aku
menunggumu, mungkin aku sendiri melihat bulan tanpa bintang, walau aku
menantimu tetapi kau tak menemaniku melihat purnama dan mendayung bersama
bahtera cinta…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar