KESEMPATAN YANG SAMA DAN
MASALAH HUKUM
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah memberikan kekuatan dan petunjuk kepada
kami sehingga makalah ini dapat tersusun dengan baik. Selain itu kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr.Rr.Rachmawati,S. E., M.Si., selaku dosen
yang telah membimbing dan membantu kami dalam membuat makalah ini sehingga makalah
ini dapat diselesaikan dengan baik.
Makalah ini merupakan hasil
penelitian yang kami lakukan sebagai mahasiswa-mahasiswi STIE EKUITAS, untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Sumber Daya
Manusia dan juga mengetahui tentang Kesempatan yang Sama dan Masalah Hukum.
Akhir kata, kami selaku penulis dari laporan penelitian ini ingin
mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membaca laporan penelitian kami.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan penelitian ini masih banyak
kekurangannya. Untuk itu kami mengharapkan masukan atau saran dari semua pihak.
Semoga laporan penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Bandung, 22 Februari 2013
penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAS ISI............................................................................................................................. ii
1.
MENGHINDARI MASALAH-MASALAH
DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN.............. 1
Ø Pelecehan Seksual (Sexual Harassment)..................................................................... 1
v Membuktikan Pelecehan Seksual........................................................................... 1
v Keputusan Pengadilan............................................................................................. 2
v Apa yang Harus Dilakukan Pengusaha / Majikan................................................. 2
v Apa yang Harus Dilakukan oleh Karyawan ........................................................... 2
2.
CIRI-CIRI UTAMA UU DISKRIMINASI
PEKERJAAN........................................................ 3
Ø Konstitusi VII dari Undang-Undang Hak Sipil 1964.................................................... 3
Ø Pemerintah Eksekutif (Execuative Order).................................................................. 4
Ø Undang-Undang Pembayaran Upah yang Setara (Equal Pay Act)
tahun 1963.................................................................................................................... 5
Ø Diskriminasi Usia dalam Undang-Undang Pekerjaan (Age Discrimination in
Employment Acy-ADEA) tahun 1967.................................................................................................................... 5
Ø Undang-Undang Rehabilitasi Pekerjaan (Vocational Rehabilitation Act)
tahun 1973.................................................................................................................... 6
Ø Undang-Undang Bantuan Penyesuaian Diri Veteran Era Vietnam (Vietnam Era
Veteran Readjustment Assistance Act) tahun 1974.......................................................................................... 6
Ø Undang-Undang Diskriminasi Kehamilan (Pregnancy Discrimination Act-PDA)
tahun 1978 7
Ø Undang-Undang Hak Sipil 1991................................................................................... 7
3.
DISKRIMINASI TERTENTU YANG TERJADI
PADA MANAJEMEN SDM DALAM MEREKRUT, SELEKSI, PROMOSI, MEMINDAHKAN,
MEMBERHENTIKAN DAN MEMBERIKAN KEUNTUNGAN............. 8
Ø Praktik-Praktik Perekrutan Diskriminatif................................................................... 8
Ø Standar Seleksi Diskriminatif....................................................................................... 9
Ø Contoh Praktik-Praktik Promosi, Pemindahan, dan Pemberhentian
yang Diskriminatif......................................................................................................... 10
4.
MENJELASKAN CARA-CARA PEMBELAAN YANG
DAPAT DIGUNAKAN KETIKA DUGAAN PRAKTIK DISKRIMINATIF TERJADI................................................................................................ 12
Ø Dampak yang Merugikan............................................................................................. 12
Ø Bagaimana Seseorang dapat Menunjukan Dampak yang Merugikan..................... 13
v Tingkat Penolakan yang Berbeda........................................................................... 13
v Kebijakan Terbatas ................................................................................................ 13
v Perbandingan Populasi........................................................................................... 13
v Ujian McDonnell-Douglas....................................................................................... 14
5.
MANAJEMEN KEBERAGAMAN..................................................................................... 14
Ø Manajemen Keberagaman dan Program Tindakan Persetujuan............................. 14
Ø Mengatur Keberagaman.............................................................................................. 14
Ø Mendorong Keberagaman Tenaga Kerja.................................................................... 15
Ø Kesempatan Kerja yang Setara Versus Tindakan Persetujuan................................. 17
Ø Langkah Program Tindakan Menyetujui ................................................................... 18
Ø Diskriminasi Kebalikan................................................................................................. 19
Ø Merekrut Minoritas secara Online.............................................................................. 20
Pertanyaan Diskusi............................................................................................................... 21
Aktifitas Perorangan
dan Kelompok.................................................................................. 23
Latihan Pengalaman............................................................................................................ 25
Kasus Aplikasi....................................................................................................................... 25
Kasus Berlanjut..................................................................................................................... 26
Istilah Kunci.......................................................................................................................... 28
1.
MENGHINDARI MASALAH-MASALAH
DISKRIMINASI DALAM PEKERJAAN
Ø Pelecehan Seksual (sexual Harassment)
Pelecehan berdasarkan jenis kelamin melanggar
konstitusi VII, saat perlakuan demikian memiliki tujuan atau efek yang sangat
mengganggu prestasi kerja seseorang atau membuat lingkungan kerja yang mengintimidasi, bermusuhan, atau
tidak sopan. Pedoman EEOC selanjutnya menyatakan bahwa pengusaha atau majikan
memiliki kewajiban untuk menyetujui pemelihara tempat kerja agar bebas dari
pelecehan seksual dan intimidasi.
Undang-Undang Federal
menentang kekerasan pada wanita tahun 1964 merupakan alat pendekatan lain yang
dapat digunakan oleh wanita untuk membebaskan diri dari pelecehan seksual dari
kekerasan pelecehan seksual. Pedoman EEOC mendefinisikan pelecehan seksual
sebagai rayuan seksual yang tidak dikehendaki, permintaan hadiah seksual, dan perlakuan
verbal atau fisik yang bersifat seksual yang terjadi pada salah satu dari
kondisi berikut :
·
Penyerahan
diri pada perlakuan demikian yang terjadi, baik secara terang-terangan maupun
secara mutlak karena syarat atau kondisi dari pekerjaan seseorang
·
Penyerahan
diri atau penolakan pada perlakuan demikian digunakan sebagai dasar untuk
menentukan keputusan pekerjaan yang mempengaruhi orang tersebut
·
Perlakuan
demikian memiliki tujuan atau efek yang sangat mengganggu prestasi kerja
seseorang atau menciptakan lingkungan kerja yang mengintimidasi, bermusuhan,
atau tidak sopan
v Membuktikan Pelecehan Seksual
Ada tiga cara
agar seorang karyawan dapat membuktikan pelecehan seksual dalam tiga cara utama
:
1.
Quid
Pro Quo (sesuatu untuk sesuatu) cara paling langsung yang dapat diambil seorang
karyawan untuk membuktikan pelecehan seksual adalah membuktikan bahwa menolak
rayuan seseorang penyelia yang berakibat merugikan keuntungan yang nyata
seperti, kenaikkan gaji atau promosi.
2.
Lingkungan
bermusuhan yang diciptakan penyelia menunjukkan bahwa pelecehan memperlihatkan
konsekuensi nyata seperti, penurunan jabatan atau permecatan tidaklah selalu
perlu.
3.
Lingkungan
bermusuhan yang diciptakan oleh rekan-rekan kerja atau non-karyawan. Rayuan
yang dapat dikualifikasikan sebagai pelecehan seksual tidak harus datang hanya
dari penyelia. Seorang rekan kerja (bahkan pelanggannya) dapat menyebabkan
pengusaha atau majikan harus bertanggung jawab untuk pelecehan seksual.
v Keputusan Pengadilan
Mahkamah Agung AS
menggunakan kasus Meritor Savings Bank untuk mendeklarasikan secara luas
petunjuk EEOC atas pelecehan seksual.
v Apa yang harus dilakukan Pengusaha/Majikan
Pengusaha/Majikan dapat
mengambil langkah (seperti mengeluarkan pernyataan kebijakan yang tegas) untuk
menekan tuntutan pertanggung jawaban jika pengaduan pelecehan seksual dilaporkan pada organisasi dan
untuk mencegah sejak awal
meningkatnya pengaduan seperti ini. Secara umum, para pengusaha/Majikan (1) Harus mengambil langkah untuk
memastikan pelecehan tidak terjadi, dan (2) harus segera mengambil tindakan korektif, bahkan bila pihak
yang bersalah itu bukan karyawanya, saat diketahui (seharusnya diketahui)
adanya tindakan pelecehan.
v Apa yang harus dilakukan oleh karyawan
Seorang
karyawan yang meyakini bahwa dia telah dilecehkan secara seksual.
Langkah-langkah yang dapat diambil karyawan termasuk :
1.
Mengajukan
keluhan verbal pada saat yang bersamaan atau protes pada pelaku pelecehan dan
atasan pelaku pelecehan itu harus menyatakan bahwa pendekatan yang tidak
dilakukan itu harus berhenti karena tingkah lakunya tidak dihendaki.
2.
Tulislah
surat keluhan
3.
Bila
tingkah laku yang dikehendaki tersebut tidak dihentikan, ajukan laporan
mengenai tingkah laku tidak dikehendaki itu dan usaha yang gagal untuk
menghentikannya kepada manajer dari si pelaku pelecehan atau kepada direktur
SDM secara verbal dan tertulis
4.
Bila
surat dan permuhonan kepada pengusaha tidak mencukupi beralihlah kepada kantor
EEOC setempat untuk mendapatkan keluhan yang diajukan
5.
Bila
pelecehan tersebut sifatnya serius, karyawan juga dapat berkonsultasi dengan
pengacara tentang menuntut si pelaku pelecehan untuk penyerangan dan pemukulan,
penderitaan disengaja untuk menciptakan tekanan emosional, dan pembebasan yang
bersifat perintah dan untuk mengembalikan kerusakan bersifat kompensatif dan
menghukum bila pelecehan itu serius.
2.
CIRI-CIRI UTAMA UU DISKRIMINASI
PEKERJAAN
Ø Konstitusi VII dari Undang-Undang Hak Sipil 1964
Konstitusi VII dari
Undang-Undang Hak Sipil 1964 adalah hukum pertama era tahun 1960-an. Konstitusi
VII (seperti yang diamandemenkan oleh Undang-undang Kesempatan kerja yang
Setara 1972) menyatakan bahwa seorang karyawan tidak dapat didiskriminasikan
berdasarkan pada ras, agama, jenis kelamin, atau suku bangsa. Secara khusus, hukum
menyatakan bahwa dalam pekerjaan tidak sah bagi seorang pengusaha/majikan (employer) untuk:
1.
Gagal
atau menolak mempekerjakan atau memberhentikan seseorang atau juga
mendiskriminasikan seseorang menyangkut kompensasi, persyaratan, kondisi atau
hak istimewa pekerjaan orang tersebut karena karena ras, warna kulit, agama,
jenis kelamin, atau suku bangsa orang itu.
2.
Membatasi,
memisahkan, atau menggolongkan karyawannya atau pelamar pekerjaan dalam cara
apa pun yang akan menghilangkan atau cenderung untuk menghilangkan kesempatan
kerja seseorang atau secara merugikan memengaruhi status orang tersebut sebagai
seseorang karyawan karena ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, atau suku
bangsa orang tersebut.
Konstitusi VII
menghalangi diskriminasi pada sebagian pihak pengusaha/majikan, termasuk semua
pengusaha/majikan publik atau pribadi yang mempunyai 15 orang atau lebih
karyawan. Konstitusi VII juga mencakup semua institusi pendidikan pribadi dan
publik, pemerintah federal, dan pemerintah Negara bagian serta lokal.
Undang-undang ini menghalangi agen-agen pekerjaan publik dan pribadi yang gagal
atau menolak mempekerjakan seseorang karena ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, atau suku bangsa. Dan juga menghalangi serikat pekerja dengan 15 orang
anggota atau lebih untuk melarang, mengeluarkan, atau menggolongkan keanggotaan
mereka karena ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, atau suku bangsa. Komite gabungan pekerja
manajemen didirikan untuk menyeleksi pekerja magang dan pelatihan, juga tidak
boleh menyeleksi secara diskriminatif.
EEOC Konstitusi VII mendirikan EEOC Equal Employment Opportunity Commission
(komisi kesempatan kerja yang setara). EEOC terdiri dari lima anggota yang
ditunjuk oleh presiden atas saran dan persetujuan senat. Setiap anggota
bertugas selama lima tahun.
EEOC menerima dan
menyelidiki keluhan diskriminasi dalam pekerja bagi mereka yang dirugikan. Saat
EEOC menemukan penyebab yang masuk akal atas tuntutan itu, mereka berusaha
(melalui upaya damai) untuk mencapai kesepakatan yang menghilangkan semua aspek
diskriminasi. Bila upaya mendamaikan ini gagal, mereka memiliki kekuasaan untuk
maju kepengadilan untuk melaksanakan hukum tersebut. Di bawah Undang-Undang
Kesepakatan Kerja yang setara tahun 1972,EEOC dapat mengajukan tuntutan
diskriminasi atas nama orang yang dirugikan, atau orang tersebut dapat
mengajukannya sendiri.
Ø Pemerintah Eksekutif (Execuative Order)
Beberapa presiden AS
menerbitkan perintah eksekutif yang isinya memperluas hak yang sama atas
pekerjaan dan agen-agen federal. Sebagai contoh, perintah eksekutif 11246 dan
11375, yang diterbitkan oleh administrasi pemerintahan Johnson (1963-1969)
bukan hanya menghalangi diskriminasi, mereka meminta kontraktor untuk mengambil
tindakan persetujuan dalam memastikan kesempatan kerja bagi mereka yang pernah
mengalami tindakan diskriminatif di masa lalu. Semua kontraktor federal dengan
kontrak di atas $50.000 dan dengan 50 karyawan atau lebih harus mengembangkan
dan mengimplementasikan program itu.
Ø Undang- Undang Pembayaran Upah
yang Setara (Equal Pay Act) tahun 1963
Undang-undang Pembayaran
Upah yang Setara tahun 1963 (diamandemenkan tahun 1972) menyatakan tidaklah sah
mendiskriminasikan pembayaran upah atas dasar jenis kelamin untuk pekerjaaan
yang sama, keterampilan, usaha, dan tanggung jawab yang sama, dan dilaksanakan
dibawah kondisi kerja yang serupa. Perbedaan didasarkan pada sebuah sistem
senoritas, sistem manfaat, sistem yang mengukur pendapatan dengan jumlah atau
mutu produksi, berdasarkan pada faktor apa pun selain jenis kelamin tidaklah
melanggar undang-udang tersebut.
Ø Diskriminasi Usia Dalam Undang-Undang Pekerjaan (Age Discrimination in
Employment Act-ADEA) tahun 1967
ADEA tahun 1967
menyatakan tidak sah bila mendikriminasikan karyawan atau pelamar pekerjaan
untuk pekerjaan yang berusia di antara 40 sampai 65 tahun. Amandemen berikutnya
menghilangkan penghalang usia itu, yang secara efektif mengakhiri sebagian
besar pemerintah pensiun pada usia 65 tahun. Tahun 1973 peraturan Mahkamah
Agung tahun 1973 menyatakn sebagian besar Negara bagian dan agen lokal, saat
bertindak sebagai majikan juga harus mengikuti
ketetapan undang-undang yang melindungi para pekerja dari diskriminasi usia .
Dalam kasus O’Connor v.
Consolidated Coin Caterers Corp. Mahkamah Agung menyatakan bahwa seorang
karyawan yang berusia lebih dari 40
tahun dapat menuntut diskriminasi bila ia digantikan oleh karyawan “yang jauh
lebih muda”atau penggantinya diatas 40 tahun. Pengadilan tidak merinci apa yang
dimaksud dengan “jauh lebih muda” , tepai seolah tidak mempermasalahkan
perbedaan tiga atau empat tahun. O’Connor telah digantikan oleh seseorang yang
16 tahun lebih muda. ADEA adalah “undang-undang yang disenangi” oleh para
karyawan dan para pengacara karena mengizinkan juri untuk mengadakan pengujian
secara formal di pengadilan dan mengajukan tuntutan kerusakan ganda bagi mereka
yang terbukti melakukan diskriminasi “dengan sengaja”.
Ø Undang-Undang Rehabilitasi Pekerjaan (vocational Rehabilitation Act)
tahun 1973
Undang-Undang ini meminta
para pengusaha dengan kontrak federal di atas $2.500 untuk menyetujui
mempekerjakan orang-orang cacat. Undang_Undang ini tidak meminta mempekerjakan
orang yang tidak memenuhi syarat. Tapi, meminta seorang pengusaha untuk
mengambil langkah-langkah untuk mengakomodasikan seorang pekerja yang cacat,
kecuali bila akan membebankan kesulitan tidak semestinya pada pengusaha
tersebut. Pengadilan distrik federal menyatakan bahwa kerusakan yang bersifat
kompensasi (pembayaran untuk “kerugian keuangan masa mendatang, rasa sakit
emosional, penderitaan, gangguan, penderitaan mental, hilangnya kegembiraan hidup,
dan kerugiaan nonkeuangan ada dibawah
Undang-Undang Rehabilitasi 1973
Ø Undang–Undang Bantuan Penyesuaian Diri Veteran Era Vietnam (Vietnam Era
Veteran’s Readjustment Assistance Act) tahun 1974
Undang-undang Bantuan Penyesuaian
Diri Veteran Era Vietnam tahun 1974 ini meminta para pengusaha dengan kontrak pemrintah
sebesar $10.000 atau lebih untuk menyetujui mempekerjakan dan memilih para
veteran yang cacat dan veteran yang memenuhi syarat dari era Vietnam. OFCCP
mensosialisasikan undang-undang ini.
Ø Undang-Undang Diskriminasi Kehamilan (Pregnancy Discrimination Act-PDA)
tahun 1978
Kongres meluluskan PDA
tahun 1978 sebagai amandemen untuk Konstitusi VII. PDA melarang menggunakan
kehamilan, kelahiran, atau kondisi medis lain untuk didiskriminasikan dalam hal
pekerjaaan, promosi skors, pemberhentian, atau kondisi pekerjaan lainya. Juga,
bila pengusaha menawarkan jaminan cacat (disability
coverage), mereka harus memperlakukan kehamilan dan kelahiran seperti
kecacatan lain, dan memasukannya dalam rencana kondisi yang dijamin. Mahkamah
Agung AS memberikan peraturan dalam California
Federal Savings and Loan Association V. Guerra bahwa bila seorang pengusaha
tidak menawarkan cuti cacat (disability
leave) kepada karyawannya, mereka dapat (tetapi tidak perlu) memberikan
cuti kehamilan kepada serang wanita yang tidak dapat hamil, melahirkan, atau
kondisi medis terkait.
Ø Undang- Undang Hak Sipil 1991
Beberapa
keputusan pengadilan yang berurutan terjadi pada tahun 1980-an memiliki dampak
membatasi perlindungan pada wanita dan kelompoik minoritas dibawah hukum
kesamaan pekerjaan, mendorong kongres untuk meloloskan Undang-Undang Hak Sipil
yang Baru. Presiden George Bush telah menandatangani Undang- Undang Hak Sipil
Tahun 1991 (CRA 1991) menjadi hukum pada November 1991. Dampak CRA 1991
adalah seperti memutar mundur jam ke era
sebelum keputusan tahun 1980-an, dan dengan ketimbangan untuk memberikan
tanggung jawab yang lebih besar dipundak pengusaha.
Pertama, CRA 1991 membicarakan masalah pembebanan bukti. Setelah diskriminasi menjadi seperti ini, pikah yang
mengajukan tuntutan (katakanlah, pelamar yang ditolak) menyatakan bahwa praktik
mempekerjakan (seperti tes) memiliki dampak yang tidak sama (bahaya) untuk
kelompok tertentu. Dampak yang tidak sama “berarti bahwa seorang pengusaha
terlibat dalam praktik mempekerjakan atau kebijakan yang memiliki dampak (efek)
bahaya pada kelompok yang melindungi di bawah konstitusi VII daripada karyawan
lain, tanpa mempertimbangkan tujuannya” mensyaratkan lulusan perguruan tinggi
untuk pekerjaan akan memiliki dampak yang tidak sama pada kelompok minoritas,
contohnya: pengajuan keberatan mengenai dampak yang berbeda ini tidak
mensyaratkan bukti adanya tindakan diskriminatif terencana. Sebagai gantinya,
pihak penuntut harus menunjukan dua hal. Pertama, dia harus menunjukan adanya
disparitas yang signifikan antara proporsi (katakanlah) wanita dalam sumber
daya yang tersedia, dan proporsi (tenaga kerja wanita) yang dipekerjakan.
Kedua, dia harus menunjukan yang jelas, seperti mengiklankan secara lisan atau
persyaratan bahwa pelaksana pekerjaan tersebut “harus mampu mengangkat beban
100 pon” menyebabkan disparitas.
3.
DISKRIMINASI TERTENTU YANG TERJADI
PADA MANAJEMEN SDM DALAM MEREKRUT, SELEKSI, PROMOSI, MEMINDAHKAN,
MEMBERHENTIKAN DAN MEMBERIKAN KEUNTUNGAN
Ø Praktik-Praktik Perekrutan Diskriminatif
Perkataan Anda
tidak dapat bergantung pada penyebaran informasi mulut ke mulut tentang
kesempatan kerja saat tenaga kerja anda adalah semuanya (sebagian besar) kulit
putih atau semua anggota dari suatu kelas lain sebagai contoh semua wanita,
semua orang spanyol, dan seterusnya. Bila hal ini dilakukan maka akan
mengurangi kemungkinan bahwa orang lain akan menyadari pekerjaan tersebut dan
kemudian melamar.
Informasi Menyesatkan tidak
sah bila memberikan informasi yang salah atau menyesatkan kepada para anggota
dari suatu kelompok yang gagal atau menolak memberikan mereka kesempatan kerja
dan prosedur untuk memperolehnya.
Iklan Lowongan klasifikasi
iklan “lowongan-pria” dan “lowongan wanita” adalah pelanggaran, kecuali jenis
kelamin adalah kualifikasi pekerjaan bonafid untuk pekerjaan itu. Hal yang sama
juga berlaku untuk iklan yang menyatakan anda diskriminasi berdasarkan pada
usia. Sebagai contoh, Anda tidak dapat membuat iklan untuk seorang pria atau
wanita “muda”.
Ø Standar Seleksi Diskriminatif
Persyaratan Pendidikan Pengadilan
telah menyatakan bahwa kualifikasi pendidikan adalah ilegal (1) kelompok
minoritas lebih tidak mungkin untuk memiliki kualifikasi pendidikan (seperti
lulus sekolah menengah) dan (2) kualifikasi tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Ujian pengadilan menganggap
ujian tidak sah bila mereka secara tidak proporsional menyaring minoritas atau
wanita dan tidak berhubungan dengan pekerjaan
Mengistimewakan Kerabat Anda
tidak dapat mengistimewakan / memilih kepada kerabat dari karyawan yang ada
dalam hubungannya dengan kesempatan kerja bila karyawan anda sekarang itu bukan
minoritas.
Tinggi,Berat, dan Karakteristik Fisik Persyaratan
untuk karakteristik fisik (seperti tinggi dan berat badan) tidak sah, kecuali
pengusaha dapat membuktikan hal itu berhubungan dengan pekerjaan sebagai
contoh, pengadilan menyatakan bahwa persyaratan perusahaan yang menetapkan
bahwa seseorang dengan berat minimum 150 Pounds (75 kg) untuk posisi dalam
jalur perakitan adalah diskriminatif terhadap wanita. Peraturan berat maksimum
umumnya tidak memicu peraturan hukum yang merugikan. Namun, beberapa kelompok
minoritas ada yang mengalami obesitas (kegemukan) yang lebih tinggi sehingga
pengusaha harus yakin peraturan berat badan mereka tidak berdampak merugikan
bagi kelompok ini. Agar memadai untuk akomodasi yang wajar, pelamar yang
menderita obesitas harus memperlihatkan bahwa mereka 100% di atas berat ideal
mereka atau ada sebab fisiologis untuk cacat mereka. Dalam praktiknya,
pengusaha terkadang memperlakukan pelamar dan karyawan wanita yang kegemukan
secara merugikan, dan ini masalah yang potensial.
Catatan Penahanan kecuali izin
keamanan memang diperlukan, Anda tidak dapat menanyakan seorang pelamar apakah
ia pernah ditangkap atau dipenjara, atau menggunakan catatan penahanan untuk membuat
seseorang secara otomatis menjadi tidak memenuhi syarat untuk menduduki posisi.
Selalu ada praduga tidak bersalah hingga betul-betul terbukti bersalah. Sebagai
tambahan. (1) Catatan penahan secara umum adalah sah untuk memprediksi prestasi
pekerjaan, dan (2) Polisi telah menahan lebih banyak orang minoritas daripada
kulit putih. Jadi, secara otomatis mendiskualifikasi pelamar berdasarkan pada
catatan penahan yang berdampak merugikan pada minoritas. Namun, anda dapat
bertanya mengenai catatan tuduhan, kemudian menentukan atas dasar kasus
perkasus apakah fakta tersebut membenarkan penolakan untuk memperkerjakan
seorang pelamar untuk posisi tertentu.
Formulir Aplikasi aplikasi pekerjaan
umumnya tidak berisi pertanyaan mengenai kecacatan si pelamar, sejarah
kompensasi pekerja, usia, catatan penahanan, atau warga Negara AS, informasi
pribadi yang dibutuhkan untuk alasan pajak yang sah atau manfaat/keuntungan
(seperti siapa yang harus dihubungi dalam keadaan darurat) paling baik
dikumpulkan setelah anda mempekerjakan orang tersebut.
Diberhentikan Karena Pemotongan sejumlah
besar orang minoritas merupakan subjek bagi prosedur pemotongan (di mana
kreditor menyatakan klaim atas sebagian dari upah seseorang). Karenannya,
memberhentikan seorang anggota kelompok minoritas yang gajinya di potong adalah
tidak sah, kecuali anda dapat memperlihatkan kepentingan bisnis yang dapat
menolaknya.
Ø Contoh Praktik-Praktik Promosi,
Pemindahan, dan Pemberhentian yang Diskriminatif
Hukum-hukum
tenaga kerja yang adil bukan hanya melindungi pelamar kerja, tetapi juga yang
telah menjadi karyawan. Praktik-praktik pekerjaan mengenai pembayaran, promosi,
pemberhentian, disiplin, atau manfaat yang :
·
Ditetapkan secara berbeda untuk
kelompok yang berbeda
·
Anggota yang terkena dampak merugikan
dari kelompok yang dilindungi
·
Tidak dapat dibuktikannya sesuatu yang
dibutuhkan sebagai alasan keperluan bisnis dapat dianggap diksriminatif secara
ilegal
Sebagai
contoh, Undang-undang pemberian gaji yang setara menyatakan bahwa upah yang
sama harus dibayarkan bagi pekerjaan yang serupa, baik untuk pria maupun untuk
wanita.
Regulasi Penampilan Pribadi dan Konstitusi VII Karyawan
telah mengajukan tuntutan terhadap peraturan pakaian dan penampilan pengusaha
berdasarkan konstitusi VII, yang biasanya menyatakan diskriminasi jenis
kelamin, tetapi terkadang menyatakan diskriminasi ras. Berikut adalah contoh
dari apa yang telah diundang-undangkan oleh pengadilan yang dapat dan tidak
dapat diterima.
·
Pakaian.
Secara umum, pengusaha tidak melanggar langgaran konstitusi
VII atas pandangan jenis kelamin dengan meminta semua karyawan untuk berpakaian
secara konservatif. Sebagai contoh, usulan penyedia bahwa seorang pengacara
wanita berpakaian berwarna yang tidak terlalu terang adalah dapat diijinkan
saat firma tersebut secara konsisten berusaha untuk mempertahankan gaya pakaian
yang konservatif dan juga mengharuskan para pria untuk berpakaian secara
konservatif.
·
Rambut.
Dalam hal ini juga, pengadilan biasanya memihak pada pengusaha. Sebagai contoh, peraturan pengusaha
terhadap rambut pada wajah bukan merupakan diskriminasi jenis kelamin karena
mereka hanya berdiskriminasi antara pria yang berjenggot atau tidak, sejenis
diskriminasi yang tidak memenuhi syarat sebagai bias jenis kelamin dibawah
konstitusi VII. Dalam banyak kasus, pengadilan juga menolak argument bahwa
peraturan perawatan (seperti larangan terhadap gaya rambut cornrow) adalah bias
secara ras dan menyalahi ekspresi identifikasi budaya para karyawan kulit
hitam. Dalam satu kasus yang melibatkan American Airlines, pengadilan
memutuskan (memihak American) bahwa gaya rambut kepang adalah karakteristik
yang dengan mudah berubah dan tidak digunakan secara eksklusif atau bahkan
dominan oleh orang kulit hitam.
·
Seragam.
Namun, saat berhubungan dengan seragam dan usulan pakaian yang diskriminatif,
pengadilan sering kali memihak para karyawan. Sebagai contoh, kebijakan pakaian
di Bank meminta karyawan wanita untuk mengenakan seragam yang telah ditentukan
yang terdiri dari lima warna dasar. Dengan warna yang terkoordinasi,tetapi
meminta karyawan pria hanya mengenakan “pakaian bisnis yang sesuai” adalah
sebuah contoh dari kebijakan yang diskriminatif. Dan meminta karyawan wanita
(seperti pramusaji) untuk mengenakan pakaian yang agk terbuka adalah kkondisi
pekerjaan yang juga dinyatakan melanggar Konstitusi VII.
4.
MENJELASKAN CARA-CARA PEMBELAAN YANG
DAPAT DIGUNAKAN KETIKA DUGAAN PRAKTIK DISKRIMINATIF TERJADI
Untuk
memahami bagaimana pengusaha membela diri terhadap tuntutan diskriminasi
pekerjaan, kita harus pertama-tama melihat kembali beberapa teori hokum dasar
yaitu.
Hukum
diskriminasi membedakan antara perlakuan berbeda dan dampak berbeda. Perlakuan
berbeda berarti diskriminasi yang terencana. Ini “butuh tidak lebih dari
menemukan bahwa seorang wanita (anggota kelompok yang dilindungi) secara
sengaja diperlakukan secara berbeda karena jenis kelamin mereka (status
minoritas)”, menurut satu pengadilan terdapat teuan bahwa wanita (anggota
kelompok minoritas yang dilindungi) sering diperlakukan berbeda karena jenis
kelamin mereka (status minoritas mereka). Perlakuan berbeda terjadi ketika
pengusaha memperlakukan seorang karyawan
secara berbeda karena individu tersebut adalah anggota kelompok ras,
agama, jenis kelamin, atau kelompok tertentu.
Dampak
berbeda “berarti bahwa seorang pengusaha terlibat dalam praktik atau kebijakan
kerja yang memiliki dampak (efek) merugikan yang signifikan pada anggota
kelompok yang dilindungi di bawah konstitusi VII daripada karyawan lain, dengan
mengabaikan tujuannya.” Kunci bagi penuntut adalah menunjukan bahwa praktik
mempekerjakan telah menyebabkan dampak merugikan. Jika ya, kemudian pengusaha
mungkin akan membela diri dengan berargumen bahwa terdapat kepentingan bisnis
untuk praktik tersebut.
Ø Dampak yang Merugikan
Keseluruhan
dampak dari prekti pengusaha yang memperbesar persentase anggota kelompok
minoritas dan kelompok yang dilindungi lainnya yang ditolak untuk masuk
pekerjaan, penempatan, atau promosi.
Contoh dampak
merugikan : Asumsikan bahwa anda menolak seorang
anggota dari kelompok yang dilindungi untuk pekerjaan pada perusahaan anda.
Anda melakukan ini berdasarkan nilai ujian (walaupun mungkin hal ini pertanyaan
wawancara, tanggapan terhadap pekerjaan yang kosong). Selanjutnya, asumsikan
juga bahwa orang ini merasa dirinya telah didiskriminasikan karena berasal dari
kelompok yang dilindungi, dan memutuskan untuk menuntut perusahaan anda.
Ø Bagaimana Seseorang dapat
Menunjukan Dampak yang Merugikan?
Sebenarnya,
tidak terlalu sulit bagi seorang pelamar untuk menunjukan bahwa salah satu prosedur
pengusaha (seperti ujian seleksi) memiliki dampak merugikan pada kelompok yang
dilindungi, ada empat pendekatan dasar :
v Tingkat
Penolakan yang Berbeda
Tujuannya, untuk
membandingkan tingkat penolakan untuk kelompok minoritas dan kelompok lain (biasanya
sisa dari pelamar non-minoritas). Sebagai contoh, pertanyaan, “apakah ada
perbedaan yang besar antara persentase kulit hitam yang melamar untuk posisi
tertentu dan persentase kulit hitam yang dipekerjakan untuk posisi tersebut?
Atau “Apakah secara proporsional terdapat lebih banyak kulit hitam daripada
kulit putih yang gagal dalam ujian tertulis yang kami berikan kepada semua
pelamar?” bila jawaban untuk pertanyaan tersebut adalah ya, perusahaan anda
dapat berhadapan dengan tuntutan hukum.
v Kebijakan
Terbatas
Pendekatan
kebijakan terbatas berarti memperlihatkan bahwa kebijakan pengusaha secara
sengaja atau tidak sengaja mengeluarkan anggota dari kelompok yang dilindungi.
Biasanya di sini masalahnya jelas seperti kebijakan mempekerjakan bartender
dengan tinggi kurang dari enam kaki. Bukti adanya kebijakan yang terbatas
seperti ini cukup untuk membuktikan dampak merugikan dan menyebabkan seorang
pengusaha terbuka terhadap tuntutan hukum.
v Perbandingan
Populasi
Pendekatan ini membandingkan (1) persentase pekerja orang
spanyol (kulit hitam atau kelompok minoritas/yang dilindungi) dan pekerja kulit
putih dalam suatu organisasi dengan (2) persentase dari kelompok terkait dalam
pasar tenaga kerja, dimana pasar tenaga kerja biasanya didefinisikan sebagai
data sensus AS yang didasarkan pada standard statistik di wilayah metropolitan
itu.
v Ujian
McDonnell-Douglas
Dalam
pendekatan ini (yang tumbuh dari kasus pada mantan McDonnell-Douglas
corporation), pelamar telah memenuhi syarat, tetapi pengusaha menolak orang itu
dan terus mencari pelamar. Ujian ini untuk situasi perlakuan yang berbeda
(disengaja), lebih daripada kasus dampak yang merugikan (tidak disengaja) (para
pengacara melakukan pendekatan 1 hingga 3 masalah dampak yang merugikan).
5.
MANAJEMEN KEBERAGAMAN
Ø Manajemen Keberagaman dan Program Tindakan Persetujuan
Dalam batasan
tertentu, sasaran dari perlakuan yang pantas dan adil mengarahkan legislasi
pekerjaan yang setara untuk diambil alih oleh perubahan demografis dan
globalisasi. Globalisasi mendorong pengusaha untuk semakin memunculkan
keberagaman saat ini, seperti yang kita lihat, pria kulit putih tidak
mendominasi tenaga kerja, dan para wanita dan minoritas yang memiliki
keterampilan budaya dan bahasa untuk berurusan dengan pelanggan dari luar negeri
mewakili bagian terbesar pertumbuhan tenaga kerja. Hasilnya, perusahaan masa
kini makin mengusahakan keseimbangan ras, etnis, dan jenis kelamin tenaga
kerjanya, “bukan karena perintah hukum, tetapi penerangan
kepentingan pribadi ekonomi”.
Ø Mengatur keberagaman
Mengatur
keberagaman berarti mengambil langkah untuk memaksimalkan keunggulan potensi
keberagaman dengan meminimalkan halangan potensial, seperti prasangka dan
dugaan yang dapat mengurangi fungsi keberagaman tenaga kerja. Dalam praktiknya,
manajemen keberagaman melibatkan tindakan wajib dan sukarela dari manajemen.
Banyak tindakan wajib legal yang kita telah lihat yang harus diambil oleh
pengusaha untuk memperkecil dalam diskriminasi pekerjaan.
Berdasarkan
pada tinjauan studi riset, seorang ahli keberagaman menyimpulkan bahwa terdapat
lima aktivitas sukarela organisasi yang menjadi inti program manajemen
keberagaman. Kami ringkaskan sebagai berikut :
§ Memiliki kepemimpinan yang kuat. Perusahaan dengan
reputasi yang sangat baik dalam mengelola keberagaman biasanya memiliki CEO
yang sangat menghargai sebab-sebab keberagaman. Kepemimpinan berarti,
menempatkan pribadi yang kuat pada kebutuhan akan perubahan dan menjadi panutan
untuk perilaku yang dibutuhkan untuk perubahan itu.
§ Menilai situasi. Perusahaan harus menilai keadaan dengan
memerhatikan manajemen keberagaman.
§ Memberikan pelatihan dan pendidikan keberagaman. Seorang ahli mengatakan
bahwa “poin awal yang paling umum digunakan untuk . . . mengatur keberagaman
adalah pelatihan dan pendidikan karyawan”.
§ Mengubah budaya dan sistem manajemen. Idealnya, program
pendidikan harus digabungkan dengan langkah-langkah pencapaian yang nyata pada
sistem kultur dan manajemen organisasi yang selalu berubah.
§ Melakukan evaluasi program keberagaman. Sebagai contoh, apakah
survei perilaku karyawan sekarang menunjukkan adanya perbaikan dalam perilaku
terhadap keberagaman?
Ø Mendorong Keberagaman Tenaga Kerja
Para
pengusaha menggunakan beragam cara untuk mendorong keberagaman tenaga kerja.
Sebagai contoh, program keberagaman Baxter Healthcare dimulai dengan mengadopsi
kebijakan perusahaan yang intensif dengan mengadvokasi manfaat yang dapat
diraih dari kultur, ras, dan perbedaan jenis kelamin tenaga kerja: “Baxter International
yakin bahwa populasi karyawan yang multikultur penting untuk menjadi pemimpin
dalam perawatan kesehatan di seluruh dunia. Berikutnya, Baxter mengambil
langkah nyata untuk mengembangkan keberagaman di tempat kerja. Langkah-langkah
ini termasuk mengevaluasi usaha keberagamannya, merekrut anggota minoritas
menjadi dewan direksi, dan berinteraksi dengan perwakilan kelompok dan jaringan
minoritas. Pelatihan keragaman di Baxter bertujuan untuk membuat semua karyawan
menjadi peka terhadap kebutuhan akan perbedaan nilai, membangun kepercayaan
diri, dan umumnya menciptakan lingkungan yang ramah dan yang akan bermanfaat
memperlancar bagi tenaga kerja perusahaan yang beragam.
Keberagaman
tenaga kerja membuat sikap realistis strategis: “karena perusahaan menjangkau
pelanggan yang berbasis di luar negeri, mereka butuh karyawan
yang memahami preferensi dan permintaan pelanggan yang khusus tersebut”. Longo
Toyota di El Monte, California, membangun strategi kompetitif berdasarkan ide
tersebut. Dengan tenaga penjual 60 orang yang berbicara lebih dari 20 bahasa,
staf Longo memberikan keuntungan kompetitif dalam melayani pelanggan yang makin
beragam. Jadi, Departemen SDM telah memberikan kontribusi pada
keberhasilan Longo. Sementara penyalur lain kehilangan setengah dari para
penjualnya setiap tahun, Longo mempertahankan 90% dari stafnya, sebagian dengan
menekankan kebijakan promosi dari dalam di mana lebih dari dua pertiga
jumlah manajernya berasal dari kelompok minoritas. Dalam
bisnis di mana para pesaing dengan mudah dapat meniru produk, ruang pamer, dan
sebagian besar pelayanan, Longo telah membangun keuntungan kompetitif
berdasarkan pada keberagaman karyawan yang baik.
Bagaimanapun,
ada bukti yang bersifat anekdot yang mendukung bahwa ide keberagaman memiliki
sisi positif dan negative terhadap kinerja, studi yang telah dilakukan selama
lima tahun, menemukan “beberapa dampak positif dan negative langsung
keberagaman terhadap kinerja”.
Beberapa
pengusaha mencoba untuk mendorong dan mengelola keberagaman melalui program
tindakan menyetujui sukarela. Tindakan menyetujui
berarti pengusaha melakukan usaha tambahan untuk mempekerjakan dan
mempromosikan mereka yang berasal dari kelompok yang dilindungi. Tujuannya
untuk memberikan kesempatan kerja secara sukarela bagi para wanita dan
minoritas (berlawanan dengan program tindakan yang disetujui secara paksa yang
dibebankan pengadilan pada beberapa pengusaha sejak dilaksanakannya
Undang-Undang Hak Sipil/Civil Right Act
1964).
Ø Kesempatan Kerja yang Setara Versus Tindakan Persetujuan
Kesempatan
kerja yang setara memiliki sasaran untuk memastikan bahwa siapapun, tidak
mempermasalahkan ras, warna kulit, jenis kelamin, agama, suku bangsa, atau
usia, memiliki kesempatan yang setara untuk pekerjaan berdasarkan kualifikasi
orang itu. Tindakan menyetujui mendorong lebih jauh kesempatan kerja yang
setara dengan mewajibkan pengusaha untuk memberikan usaha tambahan dalam
mempekerjakan dan mempromosikan mereka yang berasal dari kelompok yang
dilindungi. Jadi, tindakan menyetujui meliputi tindakan khusus (dalam merekrut,
mempekerjakan, mempromosikan, dan memberi kompensasi) untuk menghilangkan
efek-efek saat ini dari diskriminasi masa lalu.
Pengelolaan Keberagaman
|
Mempraktikkan
Keberagaman untuk Memenuhi EEO/Persyaratan Tindakan Menyetujui
|
·
Sukarela
·
Memfokuskan pada produktivitas, efisiensi, dan kualitas
·
Memasukkan semua elemen keberagaman
·
Menekankan sistem dan
operasi/pelaksanaan yang selalu berubah
·
Menawarkan persepsi kesamaan
·
Jangka panjang dan terus-menerus
·
Berdasarkan pada individualitas
|
·
Sering merupakan kewajiban
·
Memfokuskan pada justifikasi legal, social, dan moral
·
Termasuk hanya untuk jenis kelamin, etnis, dan ras
·
Menekankan perubahan dari campuran orang
·
Menawarkan persepsi dari preferensi
·
Jangka pendek dan terbatas
·
Berdasarkan pada asimilasi
|
Meskipun
tujuannya sama, hal yang harus dicatat adalah program manajemennya berbeda dari
program tindakan menyetujui yang tradisional, baik secara filosofis maupun
metode.
Ø Langkah Program Tindakan Menyetujui
Mengacu pada
EEOC, dalam program tindakan menyetujui pengusaha idealnya melakukan delapan
langkah :
·
Mengeluarkan kebijakan
tertulis mengenai kesetaraan pekerjaan yang mengindikasikan bahwa ini adalah
pengusaha dengan kesempatan kerja yang setara, sama dengan pernyataan yang
mengindikasikan komitmen pengusaha terhadap tindakan menyetujui.
·
Menunjukkan otoritas
puncak dengan kewajiban dan wewenang untuk mengarahkan dan
mengimplementasikan program.
·
Menyebarluaskan kebijakan
mengenai kesetaraan kerja dan komitmen tindakan menyetujui.
·
Survei menghadirkan
pekerja minoritas dan wanita oleh Departemen dan klasifikasi
pekerjaan untuk menentukan lokasi di mana program tindakan menyetujui khususnya
sangat dibutuhkan.
·
Mengembangkan tujuan dan
rencana waktu pelaksanaan untuk meningkatkan pendayagunaan kelompok minoritas,
laki-laki dan wanita dalam setiap wilayah tempat pemanfaatan efektif telah
diidentifikasi.
·
Mengembangkan dan
mengimplementasikan program-program spesifik untuk mencapai tujuan ini.
·
Membangun audit internal
dan sistem pelaporan untuk mengawasi dan mengevaluasi kemajuan dalam
setiap aspek dari program tersebut.
·
Mengembangkan dukungan
untuk program tindakan menyetujui, baik dari dalam perusahaan (di antara para
penyelia, sebagai contoh) maupun komunitas di luar perusahaan.
Ketika
mendesain program tindakan menyetujui, sasaran strategi usaha kepercayaan yang
baik menekankan pengidentifikasian
dan pengeliminasian halangan akan menghasilkan peningkatan pendayagunaan wanita
dan minoritas. Ini termasuk menetapkan tujuan (walaupun kuota terbatas tidak
disarankan) dan langkah-langkah seperti:
·
Meningkatnya pelamar
wanita dan kelompok minoritas
·
Memperlihatkan dukungan
manajemen puncak untuk kebijakan kesempatan kerja yang setara- sebagai contoh
dengan menunjuk administrator EEO dengan ranking tinggi
·
Menunjukkan komitmen
kesempatan kerja yang setara kepada komunitas setempat sebagai contoh dengan
menyediakan program pelatihan peningkatan dari dalam perusahaan
·
Membuat para pekerja tetap
mendapatkan informasi dari program tindakan menyetujui yang spesifik
·
Meningkatkan keterampilan
kerja karyawan yang memegang jabatan saat ini
·
Mengesahkan kebijakan
kesempatan kerja yang setara dalam organisasi untuk meningkatkan dukungan
penyelia terhadap kebijakan ini- sebagai contoh dengan membuat hal tersebut
menjadi bagian dari penilaian kinerja mereka
Karyawan
harus tahu bahwa program tindakan menyetujui sukarela boleh jadi tidak sesuai
dengan Undang-Undang Hak Sipil tahun
1991. Dua orang ahli telah menulis bahwa “dibaca secara absolute, persyaratan
kondisi baru ini tampaknya membatasi pengusaha untuk memberikan pertimbangan
pada status individu sebagai minoritas rasial atau etnis atau sebagai wanita
ketika membuat keputusan dalam pekerjaan“. Bagaimanapun, pengusaha harus
berhati-hati sehingga dalam pencapaian tujuan yang diinginkan dari keberagaman
tenaga kerja mereka tidak mencapainya dengan menjadikan batasan yang diizinkan
dalam manajemen keberagaman ke dalam tindakan menyetujui yang melanggar hukum
(sebagai contoh, diskriminasi kebalikan).
Ø Diskriminasi Kebalikan
Pengadilan telah memperjuangkan
digunakannya kuota dalam mempekerjakan, dan khususnya tuntutan diskriminasi kebalikan (reserve discrimination) yang
dilakukan oleh pria kulit putih. Banyak kasus yang membahas masalah ini, tetapi
tidak ada jawaban konsisten. Sebagai contoh, dalam Bakke v. Regent of the University of California (1978), University
of California di Davis Medical School menolak masuknya pelajar kulit putih
Allen Bakke, yang telah dibuat sekolah itu, yang isinya lowongan untuk jumlah
tertentu adalah untuk pelajar dari kelompok minoritas. Dengan suara 5 banding
4, pengadilan merumuskan kebijakan yang menjadikan ras sebagai satu-satunya faktor
untuk mempertimbangkan aplikasi sejumlah lowongan tertentu kelas dan akhirnya
mengizinkan Bakke masuk. Dalam Johnson v.
Transfortation Agency, Santa Clara Country (1987), pengadilan memutuskan
bahwa pengusaha perusahaan public dan swasta dapat secara sukarela
mempekerjakan dan mempromosikan lebih banyak kelompok minoritas dan wanita.
Peraturan ini membatasi tuntutan diskriminasi kebalikan oleh pria kulit putih.
Program tindakan menyetujui perusahaan
tidak terlihat memengaruhi secara signifikan setelah keputusan tindakan
menyetujui Pengadilan Mahkamah Agung AS juni 2003. Keputusan itu melarang
program penerimaan berdasarkan kuota di University of Michigan. Karena sedikit
pengusaha sekarang membuat kuota untuk mempekerjakan kelompok minoritas, opini
sempit pengadilan harus memiliki sedikit dampak di tempat kerja.
Ø Merekrut Minoritas secara Online
Mempekerjakan kelompok minoritas adalah masalah
tersendiri, benar-benar melakukannya adalah hal lain lagi. Dalam praktiknya,
banyak minoritas yang kecil kemungkinannya menggunakan internet dan kecil
kemungkinannya mendapatkan informasi tentang pekerjaan yang bagus dari
teman-teman mereka. Satu opsi adalah mengarahkan iklan perekrutan pada satu
atau lebih pasar kerja online yang berorientasi pada kelompok minoritas.
Contohnya, perekrutan-online (www.recruiting-online.com/course55.html).
Pertanyaan Diskusi
1. Jelaskan bahasan utama dari
konstitusi VII, Undang-undang pembayaran upah yang setara, Undang-undang
diskriminasi kehamilan, Undang-undang orang cacat Amerika, Undang-undang Hak Sipil Tahun 1991.
Jawab
:
a.
Konstitusi VII menyatakan bahwa seorang karyawan
tidak dapat didiskriminasikan berdasarkan pada ras, warna kulit, agama, jenis kelamin, atau suku bangsa
b.
Undang-undang pembayaran upah yang setara
mensyaratkan pemberian gaji yang setara untuk pekerjaan yang sama dengan mengabaikan
jenis kelamin
c.
Undang-undang diskriminasi kehamilan melarang
menggunakan kehamilan, sekaligus pemberhentian, atau kondisi pekerjaan lainnya
d.
Undang-undang orang cacat AS. Mengharuskan
pengusaha untuk membuat akomodasi yang sesuai untuk karyawan yang cacat
e.
Undang-undang Hak Sipil tahun
1991 mengembalikan beban pembuktian pada pengusaha dan mangijinkan tuntutan
ganti rugi dalam bentuk uang dan hukuman
2. Akibat penting apakah yang terjadi
dalam kasus Griggs v, duke power company? Kasus Albemarle v, moody?
Jawab:
a. Griggs v,
power company
v Pengadilan memutuskan diskriminasi oleh
pengusaha tidak perlu jelas. Dengan kata lain, pengusaha tidak perlu
memperlihatkan dengan sengaja diskriminasinya terhadap karyawan atau pelamar
namun hanya memperlihatkan bahwa diskriminasi memang terjadi
v Pengadilan menyatakan bahwa praktik dalam
mempekerjakan (meminta lulusan sekolah menengah) harus berhubungan dengan
pekerjaan, jika hal itu memiliki dampak tidak sama pada para anggota dari kelas
yang di lindungi
v Pendapat ketua Mahkamah Agung Bulger memberi tanggung jawab pada pengusaha untuk membuktikan bahwa prosedur
mempekerjakan berkaitan dengan pekerjaan
b. Albemarle
v, moody
Pengadilan memberikan lebih banyak rincian mengenai bagaimana seorang
pengusaha harus mengesahkan prangkat penyaringannya
3. Apa yang dimaksud dengan dampak
kebalikan? Bagaimana
membuktikan hal ini ?
Jawab:
Dampak kebalikan adalah tuntutan yang disebabkan oleh
sistem kuota tindakan persetujuan.
4. Apa yang dimaksud dengan pelecehan
seksual ? Bagaimana
seorang karyawan dapat membuktikan pelecehan seksual ?
Jawab:
Pelecehan Seksual adalah pelecehan atas dasar seks yang
memiliki tujuan atau efek yang sangat mengganggu prestasi kerja seseorang atau
menciptakan lingkungan kerja yang mengintimidasi, bermusuhan dan tidak sopan.
Seorang
karyawan membuktikan pelecehan seksual dengan tiga cara :
a) Quid Pro Quo (sesuatu untuk sesuatu)
adalah membuktikan bahwa menolak rayuan seorang penyelia berakibat merugikan
keuntungan yang nyata seperti kenaikan gaji
b) Lingkungan bermusuhan yang diciptakan oleh Penyelia adalah
menunjukkan bahwa pelecehan memperlihatkan konsekuensi nyata seperti penurunan
jabatan atau pemecatan tidaklah selalu perlu
c) Lingkungan Bermusuhan yang diciptakan oleh Rekan Kerja atau
Non-karyawan
5. Sebutkan dua alasan utama yang anda
dapat gunakan untuk dugaan praktik diskriminatif dan apa yang membuat mereka
terlibat ?
Jawab:
a) Perlakuan berbeda berarti
diskriminasi yang terencana. Ini “butuh tidak lebih dari menemukan bahwa
seorang wanita (anggota kelompok yang dilindungi) secara sengaja diperlakukan secara
berbeda karena jenis kelamin mereka (status minoritas)”, menurut satu
pengadilan terdapat bahwa wanita sering diperlakukan berbeda karena jenis
kelamin mereka.
b) Dampak berbeda “berarti bahwa seorang
pengusaha terlibat dalam praktik atau kebijakan kerja yang memiliki dampak
merugikan yang signifikan pada anggota kelompok yang dilindungi di bawah
konstitusi VII daripada karyawan lain, dengan mengabaikan tujuannya”.
6. Apa perbedaan antara perlakuan
berbeda dengan damapak berbeda ?
Jawab:
Perlakuan berbeda berarti diskriminasi yang terencana.
Sedangkan dampak berbeda yaitu tidak disengaja.
Aktivitas Peorangan dan
Kelompok
1.
Dalam
kondisi apakah terjadi pelecehan seksual
a. Seorang manajer wanita memecat
seorang karyawan pria karena pria itu menolaknya melakukan tindakan seksual
Tanggapan : Kasus diatas temasuk
kepada pelecehan seksual karena, karyawan pria dipecat hanya karena dia tidak
mau melakukan tindakan seksual seperti yang di perintahkan oleh manajernya,
perlakuan manajernya sudah jelas mengganggu moralitas dan kenyamanan dalam
bekerja
b. Seorang manajer pria memanggil
karyawan wanita dengan panggilan “manis” atau “sayang”
Tanggapan : Kasus yang terjadi di
atas tergantung kepada karyawan wanita itu sendiri, jika karyawan wanita itu
merasa senang jika di panggil “manis” atau “sayang“ maka kasus di atas tidak
termasuk kepada kasus pelecehan seksual, tetapi jika yang terjadi itu
sebaliknya maka kasus itu menjadi kasus pelechan seksual
c. Seorang karyawan wanita tidak sengaja
mendengar dua orang karyawan pria sedang berkelakar tentang lelucon yang berbau
seksual
Tanggapan : Untuk kasus c, merupakan
suatu kesalahan besar dua orang karyawan pria membicarakan lelucon yang berbau
seksual di lingkungan kerja yang dapat menimbulkan suasana tidak nyaman bagi
karyawan lain
2.
Bagaimana
anda menetapkan program tindakan menyetujui
Yang akan dilakukan pertama adalah perusahaan menetapkan BFOQ (Bona Fide
Occupational qualification), seperti : Usia, Agama, Jenis kelamin, Suku bangsa
3.
Putusan
pengadilan berupa pidana Bake
4.
Seorang
Pimpinan/Aktif Bijaksana
Perusahaan ABC merekrut calon karyawan tidak melihat dari
segi ras, asal, fisik jenis kelamin, agama tetapi dilihat dari kemampuan yang
dimiliki oleh calon pelamar. Apabila dalam penyaringan karyawan ada oknum-oknum
yang tidak bertanggung jawab pimpinan atau manajer bertindak tegas kepada
pelaku
5.
Jelaskan
perbedaan antara tindakan menyetujui dengan kesempatan kerja yang setara
Tindakan menyetujui adalah langkah yang diambil untuk
penentuan menghilangkan akibat dari diskriminasi masa lalu
Kesempatan kerja yang setara adalah memberikan wewenang untuk
menyeliiki diskriminasi dalam pekerjaan dan menuntut atas nama yang mengeluhkan
itu
6.
Yang
harus dihindari adalah adanya praktik kolusi dan nepotisme terhadap karyawan
yang masih kerabat dekat
Latihan Pengalaman
a. Berdasarkan pada hukum apa pengacara
yang berusia 61 tahun menyatakan bahwa dia adalah korban diskriminasi.
Berdasarkan
pada ADEA atau Diskriminasi Usia Dalam Undang-Undang Pekerjaan
b. Berdasarkan peraturan dan dasar hukum
apa pengusaha melakukan pemecatan terhadap pengacara berusia 61 tahun tersebut.
Berdasarkan pada pembelaan adanya diskriminasi seperti
kepentingan bisnis, dalam kasus yang terjadi pengusaha melihat bahwa kinerja
pengacara tersebut sangatlah buruk sehingga pengusaha takut jika pengacara
tersebut masih bekerja akan merusak nama baik perusahaan.
Berdasarkan
pada hukum dan konsep legal apa anda dapat memposisikan bahwa adalah sesuatu yang
sah jika anda memecat sesorang karena kinerjanya yang buruk walaupun mungkin ada efek
diskrimiatif dalam pemecatan
Kasus Aplikasi
1. Bagaimana menurut anda tentang cara
Chapman menangani tuduhan dari Peters dan percakapanya dengan Anderson? Bagaimana Anda akan menanganinya?
Jawab:
Yang seharusnya dilakukan
Chapman adalah menanyakan terlebih dahulu kepada Anderson tentang kebenaran
cerita itu.
Yang kami tanganin adalah
berusaha mencari kebenaran dari cerita tersebut, jika memang benar-benar terjadi maka diadakan
perbincangan secara baik-baik untuk menemukan titik temu dari kasus ini.
2. Apakah menurut anda Peters memilki
dasar untuk tuntutan gangguan seksual terhadap Anderson? Jelaskan jawaban anda?
Jawab:
Ya. Karena secara tidak
langsung Anderson mengganggu kenyamanan Peters dengan mengirimkan kartu-kartu
valentine, catatan pribadi yang penuh kasih sayang, dan telepon yang sering ke rumah Peters.
3. Apa yang Anda lakukan sekarang bila Anda adalah Chapman
untuk menghindari kejadian lebih lanjut?
Jawab:
Lebih menekankan rasa profesionalisme dalam pekerjaan
tersebut agar lebih timbul rasa aman nyaman dan tentram.
Kasus berlanjut
1.
Apakah
benar, anggapan jack carter bahwa ”kita tidak akan dituntut karena bagaimanapun, kita memperkejakan lebih banyak
wanita dan kelompok minoritas?”
Jawab:
Iya, karena yang
dipekerjakan lebih banyak wanita dan kelompok minoritas.
2.
Bagaimana
seharusnya Jenifer dan perusahaannya berurusan dengan tuntutan pelecehan
seksual dan masalah-masalahnya?
Jawab:
Yang dilakukan adalah
harus ada perlindungan hukum.
3.
Bagaimana
seharusnya Jenifer dan perusahaannya berurusan dengan kemungkinan adanya
masalah diskriminasi usia?
Jawab:
Yang harus dilakukan
adalah adanya batasan usia untuk lebih meningkatkan kinerja perusahaan.
4.
Dengan
fakta bahwa setiap toko hanya memiliki sedikit sekali karyawan, apakah
perusahaanya tercakup dalam hukum kesetaraan hak?
Jawab:
Tergantung dari
jenis toko dan jenis pekerjaannya, apabila toko tersebut memiliki pasar yang
lebih luas maka jumlah karyawan yang diperlukanpun tidaklah sedikit sehingga
toko tersebut harus memiliki hukum kesetaraan hak.
5.
Dan
akhirnya, selain masalah spesifik, apalagi masalah manajemen personalia lain
(formulir aplikasi, pelatihan, dll) yang harus di review agar memenuhi aturan hukum kesetaraan hak?
Jawab:
Adanya manajemen training
bagi karyawan baru
Istilah Kunci
·
Konstitusi VII adalah hukum tertinggi di Amerika Serikat. Konstitusi
ini selesai dibuat pada 17 September 1787 dan diadopsi melalui Konvensi
Konstitusional di Philadelphia, Pennsylvania, dan kemudian akan diratifikasi
melalui konvensi khusus di tiap negara bagian.
·
Komisi Kesempatan Kerja yang Setara (EEOC) adalah sebuah komisi, yang dibuat oleh konstitusi VII yang memberikan
wewenang untuk menyelidiki keluhan diskriminasi dalam pekerjaan dan menuntut
atas nama yang mengeluhkan hal itu.
·
Tindakan Menyetujui adalah langkah-langkah
yang diambil untuk tujuan menghilangkan akibat dari diskriminasi masa lalu.
·
Kantor Program Pemenuhan Kontrak Federal (OFCCP) adalah kantor ini bertanggung jawab untuk mengimplementasikan peerintah
eksekutif dan memastikan pemenuhan kontraktor federal.
·
Undang-Undang Kesetaraan Pembayaran Upah 1963 adalah undang-undang yang mensyaratkan pemberian gaji yang setara untuk
pekerjaan yang sama, dengan mengabaikan jenis kelamin.
·
Undang-Undang Diskriminasi Usia dalam Pekerjaan (ADEA) adalah undang-undang yang mendiskriminasi usia sewenang-wenang dan
khususnya melindungi orang-orang diatas 40 tahun.
·
Undang-Undang Rehabilitasi Pekerjaan 1973 adalah undang-undang yang meminta kontraktor federal tertentu untuk
menyetujui memperkerjakan orang cacat.
·
Undang-Undang Penyesuaian Era Vietnam 1974 adalah undang-undang ynag meminta pengusaha yang mempunyai kontrak dengan
pemerintah menyetujui memperkerjakan orang yang cacat.
·
Undang-Undang Diskriminasi Kehamilan (PDA) adalah amandemen untuk tittle VII dari undang-undang hak sipil yang
melarang diskriminasi jenis kelamin berdasarkan pada kehamilan, kelahiran, atau
kondisi medis terkait lainnya.
·
Arahan Seragam adalah tindakan arahan yang dilakukan secara
keseluruhan.
·
Pelecehan Seksual adalah pelecehan atas dasar seks yang memiliki tujuan
atau efek yang sangat mengganggu prestasi kerja seseorang atau menciptakan
lingkungan kerja yang mengintimidasi, bermusuhan dan tidak sopan.
·
Undang-Undang Federal Kekerasan Terhadap Wanita tahun 1994 adalah kelompok minoritas wanita yang dilindungi berdasarkan hukum-hukum
kesempatan kerja yang setara, konstitusi VII.
·
Kelompok yang Dilindungi adalah kelompok
minoritas dan wanita yang dilindungi berdasarkan hukum-hukum kesempatan kerja
yang setara, termasuk konstitusi VII.
·
Undang-Undang Hak Sipil 1991 (CRA) adalah undantg-undang ini mengembalikan beban pembuktian pada pengusaha
dan mengizinkan tuntutan ganti rugi dalam bentuk uang dan hukuman.
·
Kasus Motif Campuran adalah kasus tuntutan
adanya diskriminasi dan pengusaha berargumen bahwa tindakan yang diambil dalam
memperkerjakan dimotivasi, tidak oleh diskriminasi, tapi oleh alas an-alasan
non-diskriminasi seperti prestasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
·
Undang-Undang Orang Cacat di Amerika (ADA) adalah undang-undang yang mengharuskan pengusaha untuk membuat akomodasi
yang sesuai untuk karyawan yang cacat; undang-undang ini melarang diskriminasi
terhadap orang cacat.
·
Individu yang Memenuhi Kualifikasi adalah seseorang yang memenuhi catatan manual atau komputerisasi yang
memuat daftar pendidikan karyawan, karier dan pengembangan minat, bahasa,
keterampilan khusus dst, untuk digunakan menyeleksi calaon karyawan dari dalam
untuk promosi .
·
Dampak Berlainan adalah keseluruhan dampak dari praktek pengusaha yang
memperbesar persentase anggota kelompok minoritas dan kelompok yang dilindungi
lainnya yang ditolak untuk masuk pekerjaan, penempatan, atau promosi.
·
Rata-Rata Penolakan Berbeda adalah ujian untuk dampak berbeda dimana dapat diperlihatkan bahwa ada
selisih yang besar antara tingkat penolakan dari anggota kelompok yang
dilindungi dengan kelompok lain.
·
Kebijakan yang Membatasi adalah ujian lain yang
membuktikan adanya dampak yang merugikan, dengan melibatkan pembuktian bahwa
praktik memperkerjakan milik pengusaha mengeluarkan kelompok yang dilindungi,
baik secara sengaja maupun tidak.
·
Kualifikasi Pekerjaan yang Bonafit (BFOQ) adalah persyaratan seorang karyawan berdasarkan kepada agama, jenis
kelamin, atau suku bangsa tertentu yang memang diperlukan untuk operasional
normal atau organisasi. Disebutkan oleh undang-undang hak sipil 1994.
·
Resolusi Argumen Alternatif atau Program ADR adalah prosedur turunan yang disediakan untuk mengikat arbiterasi sebagai
langkah terakhir.
·
Strategi Usaha kepercayaan yang Baik adalah strategi pekerjaan yang memiliki sasaran untuk mengubah praktik di
masa lalu yang telah berkontribusi untuk mengeluarkan atau hanya sedikit
memperkerjakan kelompok yang dilindungi.
·
Diskriminasi Kebalikan adalah tuntutan yang
disebabkan oleh sistem kuota tindakan persetujuan, dimana pria kulit putih
telah didiskriminasi.
KESIMPULAN
Undang-undang yang melarang diskriminasi meliputi konstitusi VII dari
undang-undang hak sipil 1964(saat diamandemenkan),yang melarang diskriminasi
atas ras,warna kulit,agama,jenis kelamin,atau suku bangsa.Berisi beragam
perintah aksekutif,pedoman federal(mencangkup prosedur yang sah sebagai
perangkat seleksi karyawan).Undang-undang pembayaran upah yang setara
1963,diskriminasi dalam undang-undang pekerjaan tahun 1967.Sebagai tambahan,beragam
keputusan pengadilan dan hukum-hukum negara bagian dan lokal yang melarang
diskriminasi.
Undang-undang Hak sipil tahun 1991
memiliki efek berbalik untuk beberapa keputusan kesempatan kerja yang setara
dari mahkamah agung.undang-undang ini membebankan kembali kepada pengusaha
untuk memberikan bukti ,termasuk keputusan pasca.dipekerjakan kembali telah
dicakup oleh undang-undang hak sipil 1866,menyatakan bahwa alasan
nondiskriminatiftidaklah cukup untuk memperbolehkan pengusaha menghindari tanggung
jawabuntuk melakukkan tindakan yang memiliki motif diskriminatif.
Dalam praktiknya EEOC sering
mengajukan tuntutan kepada kantor pemerintah lokal terlebih dahulu,EEOC
memiliki 30 hari untuk konsiliasi.point penting bagi pengusaha yaitu meliputi
para menyelidik EEOC hanya dapat membuat rekomendasi,tidak boleh menyerahkan
dokumen tanpa perintah pengadilan,dapat membatasi informasi yang
diserahkan.dapat memastikan untuk mendokumentasikan posisi sebagai pengusaha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar